Sunday, March 28, 2010

Hari Bumi (10 April 2007 - in memoriam)

Keberadaan kawasan hutan Ranget di kaki Gunung Rinjani memberikan arti penting bagi masyarakat Kota Mataram. Sumber air PDAM Menang Mataram berasal dari titik Ranget yang sangat vital peranannya. Kelompok masyarakat sekitarnya bergabung dalam sebuah wadah Forum Komunikasi Masyarakat Ranget ato biasa disebut dengan Forum Ranget. Mereka adalah Pak Rifaah yang kesehariannya adalah berkebun dan bercocok tanam di lahan seputaran Hutan Ranget yang saat ini dikelilingi oleh pemukiman penduduk yang makin lama makin menyempit. Beliau sebagai salah satu pengurus mengatakan, "Kita sudah sejak dulu memelihara tanaman buah-buahan dan kayu agar dapat terjaga kelestarian mata air di Ranget. Disamping mendapatkan hasil dari kebun tersebut, kami juga telah melestarikan lingkungan sekitar termasuk mata air Ranget."

Ungkapan optimis tersebut membuat kawan-kawan aktivis penggerak pemberdayaan masyarakat merasa tertantang utk memberikan dukungan konkrit terhadap hal itu. Upaya masyarakat yang tanpa pamrih tersebut kadang sedikit tercemar dengan adanya hitungan 'rupiah' --baca: program BAU (bussiness as usual)-- dibelakangnya dari kepentingan kelompok disekelilingnya.

Tak kalah dengan kawan-kawan Forum Ranget, mereka yang berstatus Sekolah Dasar pun turut memberikan perhatiannya kepada keberadaan sumber mata air dan hutan Ranget. Pada 10 April 2007 lalu, mereka secara bergotong-royong menanami bibit tanaman kayu yang telah mereka siapkan bersama-sama. Dengan dukungan dari kawan-kawan WWF Indonesia Program Nusa Tenggara dan LSM KONSEPSI NTB serta pemerintah desa setempat, mereka bergerak untuk peduli terhadap kawasan hutan Ranget dan sumber mata airnya.

Menurut data WWF Program Nusa Tenggara, sumber mata air disekitar kawasan Gunung Rinjani telah mengalami defisit sejak 10 tahun silam. dan tersisa 40 % titik mata air di kawasan tersebut. Hal ini menggugah para pengambil keputusan di Pulau Lombok utk mengambil peran strategis yang dapat memulihkan kembali kawasan Gunung Rinjani tersebut.

Hari Bumi menjadi momentum penting bagi parapihak untuk berbenah lebih baik dan saling bahu membahu dalam menyelamatkan lingkungan sekitar khususnya kawasan Gunung Rinjani. Pemerintah daerah dapat mempersiapkan perangkat kebijakan pengelolaan sumberdaya alam yang lebih matang. Kelompok masyarakat dapat menjadi subyek bukan obyek dari sebuah upaya perbaikan sumberdaya alam tersebut. Serta peran kawan-kawan penggiat (baca: LSM) lingkungan dapat pula berperan dalam menjadi agen perubahan yang strategis guna mengawal pengelolaan sumberdaya lingkungan, hutan dan air agar tetap lestari. (Sy)

0 comments:

Post a Comment