PALU, Juni 2010: Lore Lindu merupakan nama sebuah kawasan hutan yang menjadi Taman Nasional yang ada di Sulawesi Tengah. Taman Nasional Lore Lindu dideklarasikan sebagai Taman Nasional (TN) pada tahun 1993, dan terletak antara 119°90’ – 120°16’ di sebelah timur dan 1°8’ – 1°3’ di sebelah selatan. Kalau dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia, ukurannya sedang saja; Taman Nasional ini secara resmi meliputi kawasan 217.991.18 ha (sekitar 1.2% wilayah Sulawesi yang luasnya 189.000 km² atau 2.4% dari sisa hutan Sulawesi yakni 90.000 km²). Taman Nasional ini sebagian besar terdiri atas hutan pegunungan dan sub-pegunungan (±90%) dan sebagian kecil hutan dataran rendah (±10%). Titik terendah di dalam Taman Nasional ini terletak dekat ujung barat laut; ketinggiannya sekitar 200 m di atas permukaan laut. Titik tertinggi adalah gunung Nokilalaki (2335 m asl) dan gunung Rorekatimbu (2610 m asl). Puncak gunung yang disebut terakhir ini letaknya tepat di luar perbatasan Taman Nasional.
karena keunikannya,pada tahun 1977, Lore Lindu diresmikan sebagai Suaka Biosfer di dalam Program Man and the Biosphere (MAB) UNESCO. Penunjukan ini dilakukan sebelum adanya Program Taman Nasional di Indonesia.
Sejak rencana pendiriannya, TN Lore Lindu dipandang memiliki dua fungsi: yakni konservasi keanekaragaman hayati dengan pengelolaan sumber daya alam secara tepat guna. Bagaimanapendekatan ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan di masa depan, sangat penting artinya bagi kebijakan perencanaan saat ini, dan secara drastis akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan jangka panjang Taman Nasional ini.
Flora
Lore Lindu mempunyai iklim tropika dengan kelembaban tinggi. Hujan turun sepanjang tahun, dengan masa curah hujan paling deras terjadi pada saat muson utara, yang berlangsung pada bulan November-April. Dalam kawasan TNLL terdapat berbagai tipe hutan menurut ketinggian. Pada tipe Hutan Dataran Rendah dengan ketinggian kurang dari 1000 m dpl, terdapat banyak jenis yang mudah dijumpai seperti rotan (Calamus spp), pohon Ara (Ficus spp), Aren (Arenga pinnata), Pangi (Pangium edule) yang buahnya merupakan bahan makanan nasional yang terkenal dengan nama rawon, dan pohon Artocarpus spp yang kulit batangnya dapat dibuat menjadi kain kulit kayu yang bagus.
Salah satu pohon yang amat terkenal adalah Leda (Eucalyptus deglupta). Pohon ini mudah dikenali dengan dengan kulit batangnya licin, berpola mencolok berwarna hijau-merah muda.
Diatas ketinggian 1000 mdpl kita bisa menjaumpai tipe hutan Pegunungan rendah (Lower Montane Forest), disini banyak tumbuhan epifit ditemukan diantaranya termasuk 88 jenis anggrek dalam kawasan TNLL. Spesies kayu yang penting seperti damar (Agathis damara) getahnya dapat disadap untuk campuran vernis,pelapis lantai, atau dipakai penduduk lokal untuk bahan bakar obor. Pada puncak yang paling tinggi diatas ketinggian 2000 m dpl, merupakan Hutan Kayu Elfin, kanopi pohon semakin jarang, pohon pendek-pendek, berdaun kecil dan tebal. Lumut tumbuh dengan subur dan tebal menutupi lantai hutan. Tumbuhan yang unik di daerah ini adalah Kantung Semar (Nephentes sp) yang mengambil makanan tambahan berupa serangga.
Fauna
Kawasan TNLL merupakan habitat alami mamalia asli terbesar di Sulawesi, Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Babirusa (Babyrousa babyrousa). Jenis mamalia lain yang ditemukan antara lain Babi kutilan (Sus celebensis), Rusa (Cervus timorensis), Musang raksasa Sulawesi (Macrogalidia musschenbroeckii), Kus-kus marsupial, Kera hantu (Tarsius sp), dan monyet Tonkea (Macaca tonkeana). Sementara hampir semua jenis burung yang terdapat diSulawesi bisa dijumpai di sini. Jenis burung yang terdapat dikawasan TNLL sekitar 224 jenis, 97 termasuk jenis yang endemik Sulawesi. Beberapa spesies kunci yang terdapat seperti burung Allo (Rhyticeros cassidix) memainkan peran penting dalam regenerasi hutan.dan burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Untuk keanekaragaman hayati Taman Nasional Lore Lindu jumlah spesies yang terdapat didalamnya. Dimana keanekaragaman hayati burung di TNLL terdapat 267 species burung (70%) dari total 384 species burung yang ada Sulawesi. Jumlah spesies mamalia di TNLL terdapat 113 spesies (89%) dari 127 mamalia yang terdapat di P. Sulawesi. Jumlah spesies reptil terdapat 24 spesies (23%) dari total 103 reptil (tidak termasuk penyu) Sulawesi. Sekitar 21 spesies Amfibia (67%) dari 31 spesies amfibia Sulawesi. (syaf)
0 comments:
Post a Comment